Banjir di Solo...

Kemarin malam(25/02/09) hujan mengguyur kota solo tercinta. Dari siang hingga malam tiada henti yang membuat sungai-sungai meluap termasuk daerahku. Alkhamdulilah rumahku tidak terendam banjir seperti rumah bibiku yang letaknya tidak jauh dari sungai.
Ketika diberitahu banjir semakin parah, kentongan (sirene tradisional ala jawa (kayu dipukul sebagai tanda bahaya)). Air mulai meninggi menggenangi rumah setinggi paha orang dewasa. Jalanan licin bercampur Lumpur, dengan air sungai yang kotor yang menghanyutkan sampah dan benda-benda lain yang bisa hanyut. Aku sekelurga bahkan nenekku ikut bertandang ke rumah bibi untuk membantu memindahkan barang-barang agar tidak hanyut terkena banjir. Kadang ada kejadian lucu disaat peristiwa genting macam itu, waktu berjalan diantara banjir terkadang kaki kita tersangkut sesuatu yang ikut hanyut. “Glodak…, aduh” kata mbahku. Ternyata kaki mbahku tersangkut timbangan (bukan timbangan berat badan loe) tapi timbangan yang bentuknya kayak periuk itu. Meski sakit beliau masih sempet nyari tuch timbangan yang hanyut entah kemana. Kami yang menyertai si mbah, seketika tertawa ditengah situasi darurat kayak gitu. Welah mbah-mbah ada-ada aza,wkwkwk.

Lanjut lagi cerita banjirnya.

Tim SAR diterjunkan dengan bantuan boat bermesin karena arus sangat deras. Jika masuk area itu tanpa berpegangan kita bisa hanyut entah sampai kemana. Bahkan ada yang nyletuk "hayo spa yang mau berenang?",wkwkwk ada-ada aza. Rumahnya renang aza udah cukup.