Ttg Buaya...

Seorang bapak disambar buaya ketika sedang memancing di sungai bersama anaknya. Karena geram penduduk di sekitar sungai bergotong-royong menangkap buaya tersebut yang segede orang. But gue nggak akan cerita gimana penangkapan ataupun cerita tentang isi perut tuh buaya waktu dibedah, gue akan bercerita tentang hal-hal yang berhubungan dengan buaya.

Mendengar kata "buaya" pikiran kita pasti ngebayangin sosok makhluk jelek, melata, warna hijau, bersisik pada punggungnya dan moncong yang penuh dengan gigi taring. Aduh serem banget. Padahal nich buaya kulitnya tuch bisa jadi tas atau sepatu, yah meski orang islam dilarang mengkonsumsinya soalnya"haram". Tapi ada juga yang nekad mengkonsumsinya dengan alasan untuk meningkatkan gairah sex, yah semacam obat kuat gitu (kalo gak salah namanya tangkur buaya). Tangkur buaya (penis buaya), ini banyak dipergunakan oleh suku-suku di pedalaman Papua. Bagi seorang kepala suku yang memiliki istri lebih dari satu selalu memakan potongan tangkur dengan bir. Tangkur yang asli bentuknya bergerigi dan agak keras.

NB: gak gue tampilin takut kesensor, jadi hasil olahannya aja.

Dulu nich zaman nenek moyang kita, buaya tuch segede dinosaurus dan lebih ganas. Kali aja kapal tangker berlayar dimakan juga kali. Bandingin aja fosilnya, antara buaya zaman sekarang ama zaman purba. Buaya purba gedenya 10 kalinya buaya sekarang. Mereka punah karena alam emang telah menyeleksi mereka untuk punah agar generasi manusia bisa berkuasa.

Nah kalo sekarang yang sangat membahayakan adalah buaya darat. Tampangnya sich gak seserem buaya laut tapi kelakuannya itu membahayakan buat tiap cewek. Bahkan ada juga perkumpulan buaya

darat yah kurang lebih kayak perkumpulan ibu-ibu arisan gitu cek aja disini dan buat para cewek gimana ciri-ciri buaya darat cek aja disini.

Buat para cewek apalagi cewek cantik hati-hati sama yang namanya buaya darat, karena kalianlah target mereka

Kalo ditanya kenapa gak milih yang jelek alasannya simple "kagak nafsu".

NB: bagi yang ngerasa dilarang tersinggung